Menanti Berita Kematian

Lahan pemakaman, malam hari. Aku masih berdiri tegak di permukaan tanah merah. Saat semua manusia sedang tertidur dan beristirahat, aku tetap membuka mata bersama teman penghuni pemakaman ini. Tidak banyak yang menemaniku di pekatnya gelap malam, hanya suara angin yang bertiup melewati hutan bambu di sekeliling lahan pemakaman.

Aku melihat dalam kegelapan. Tempat ini cukup luas. Sudah beberapa hari belakangan tempat ini terasa sangat sepi. Biasanya, gagak datang menemani. Dia selalu membawa banyak cerita yang ingin kudengar. Namun, tidak untuk beberapa malam belakangan ini. Meski begitu, aku tetap bersiap adanya berita yang akan meramaikan tempat tinggalku. Ya, aku selalu bersiap untuk menggugurkan daun jika suatu saat gagak membawa kabar mengenai kematian. Agar tempat ini tetap wangi.

Tiap kali gagak datang dengan bunyi khasnya sambil mematuk-matukkan paruh di batangku. Maka, tidak lama kemudian manusia berbondong-bondong datang untuk pemakaman. Mereka mengantarkan jenazah hingga liang lahat dengan wajah sendu, mata bengkak dan merah, serta air mata yang membasahi pipi.

Mungkin yang meninggal adalah orang kesayangan atau tokoh yang sangat dielu-elukan. Akan tetapi, aku tidak peduli hal itu. Karena, setelah mereka semua pergi, sang mayit akan sendiri. Tetap akulah yang menemani di tanah pemakaman ini. Menyaksikan sendiri dekomposer memakan jasad tersebut. Menemani sampai daging tubuh mereka habis hingga tersisa tulang belulang.

“Kemana burung gagak pergi?” tanyaku pada diri sendiri.

Tepat tengah malam, burung gagak datang menemuiku. Dia tampak sehat dan tidak kekurangan suatu apapun. Terkadang, aku iri dengan burung berbulu hitam itu, bisa pergi ke mana pun untuk melihat dunia. Sementara aku, hanya diam di sini menunggu berita.

“Hai, Gagak! Apakah kau membawa kabar malam ini?”

“Sayang sekali, aku tidak membawa kabar apapun,” ujar Gagak dengan lesu dan wajah tertunduk.

“Bukankah sedang mewabah virus mematikan di kampung ini? Mengapa tidak ada yang mati.” Aku sangat penasaran dan menunggu kabar dari Gagak.

“Kau sangat tahu, kematian tidak disebabkan karena virus atau penyakit.”

“Ya, tapi kematian selalu ada penyebabnya.”

“ Hahaha. Tidak kah kau berpikir banyak manusia yang meninggal mendadak?”

“Karena penyakit jantung?”

“Bukan, karena sudah waktunya mereka dijemput kematian.”

“Mereka selalu bilang karena jantung.”

“Itu hanya sebuah alasan yang ingin mereka dengar saja. Sejatinya, kematian itu datang kapan pun dan di mana pun. Tidak perlu sebuah alasan yang mendahuluinya.”

“Lalu, bagaimana sekarang? Tidakkah kau ke sini untuk mengabarkan sesuatu?”

“Entahlah, sayapku yang membawaku ke sini. Aku menemuimu tanpa kabar kematian. Mungkin, aku hanya ingin menemuimu.”

“Tidak biasanya seperti ini. Sudah puluhan tahun aku di sini mendengar isyarat kematian. Pasti sekarang pun kau ke sini membawa kabar kematian.”

“Tidak, Kemboja. Aku bukanlah pembawa kabar kematian. Semua sudah ada yang mengaturnya.”

“Tidak, Gagak. Aku yakin dengan firasatku. Jika tidak ada manusia yang meninggal. Maka kabarkan kematianku pada dunia.”

“Bukankah kau tidak bisa mati?”

“Aku tetaplah makhluk hidup yang akan mengalami kematian.”

Aku, kemboja yang selalu menggugurkan daun sebelum layu dan mati. Kali ini, berita kematian itu untukku. Sudah waktunya bungaku gugur dan daunku mengering. Mungkin tidak ada yang menangisi kepergianku. Bahkan, mereka akan melupakanku, bunga kamboja yang telah puluhan tahun menghuni tempat pemakaman ini.

Retno Qren,

Tasikmalaya, 2/6/20

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on telegram
Share on whatsapp
Share on email
kamu tak pernah salah, begitupula aku, tapi aku tau siapa yang paling benar 😆
2 months ago
View on Instagram |
1/12
ada yang bisa diandalkan, tapi bukan kamu ...
2 months ago
View on Instagram |
2/12
waktu dibuatkan minuman pemusnah sakit tenggorokan dan batuk ini, pikiranku melayang ke awal Maret 2021, dimana aku dan keluarga di Jateng sempat terkena Long Covid kalau orang bilang, dan Ibu mengirimkan beberapa botol minuman racikan ini utk obat. tapi sungguh tdk disangka, setelah kami sembuh Ibu justru berpulang karena Covid di bulan Juli 2021. Allah lebih tau mana yang terbaik ...
1 year ago
View on Instagram |
3/12
setelah sekian purnama
2 years ago
View on Instagram |
4/12
halo selamat pagi, kita ketemu lagi
2 years ago
View on Instagram |
5/12
4 days New Workshop Grounded Total Marketing (GTM) Lead by Coach Dr. Fahmi Angkatan 2 Selasa - Jumat, 26 - 29 Oktober 2021 Alhamdulilah diberi kesempatan untuk mengikuti workshop GTM yang dibimbing langsung oleh ahlinya @coach.fahmi Insyaallah saya siap hadir dan siap menerima semua ilmu yang diberikan selama mengikuti kegiatan GTM. Mudah-mudahan dengan semua ilmu yang saya dapatkan nanti, dapat membantu saya untuk mengoptimalkan kinerja saya dalam perusahaan. Menuntut ilmu adalah sesuatu yang harus dilakukan apabila seseorang ingin terus berkembang dan bertumbuh, dan Insyaallah saya siap melakukannya. "Bila kau tak tahan lelahnya belajar, maka kau harus menahan perihnya kebodohan" Imam Asy Syafi'i #salamgrounded #groundedtotalmarketing #gtm #coachdrfahmi #menolakkalah #menolaklemah
3 years ago
View on Instagram |
6/12
seribu alasan kamu berharga
5 years ago
View on Instagram |
8/12
masih, rasa yang sama ... pahit dan asam
5 years ago
View on Instagram |
9/12
ball boy #bodiwebid #havingfun #ball #swim
5 years ago
View on Instagram |
10/12
ketika aku mengenalmu, dan kamu berlalu dalam bayang2 #bodiwebid #alunalunpurworejo
5 years ago
View on Instagram |
11/12

Artikel Menarik

Exit mobile version